preloader

DEVOTION

NYANYIAN GUA ADULAM

9 Dec 2024

[Kid. 1, 2 & 3] [1Kor. 8:1-13] [Mzm. 57] [Ams. 21:9-19]

(Mazmur 57)

Mazmur 57 ini ditulis Daud saat Daud lari dari buruan Saul. 1 Samuel 24:3 mencatat bahwa Saul mengerahkan 3000 orang terpilih dari seluruh Israel untuk mencari, memburu dan mengejar Daud. Bisa dibayangkan, satu orang dikejar 3000 orang. Benar-benar oleh Saul, Daud dianggap buronan kelas kakap. Kondisi itu mendesak Daud sampai masuk ke dalam gua Adulam. Sebuah kondisi yang pasti tidak menyenangkan. Daud terjepit dan tentu saja tertekan menghadapi hal ini. Namun menariknya, dari Mazmur 57 ini kita belajar bagaimana tanggapan atau respon Daud saat menghadapi situasi ini.

Pertama, Daud mempercayakan diri kepada Tuhan (ayat 2). Di dalam ayat yang ke dua, Daud memposisikan diri sebagai anak burung yang tak berdaya yang berlindung di bawah naungan sayap sang induk. Ini gambaran betapa Daud menyerahkan atau mempercayakan dirinya kepada Tuhan. Dalam naungan sayap itu Daud memohon belas kasihan Tuhan dan berlindung. Bagi anak burung, dibawah kepak sayap sang induk adalah tempat dia beroleh kekuatan yang baru.

Kedua, Daud memfokuskan diri kepada Tuhan (ayat 3 dan 6). Ayat 3 dituliskan Daud berseru pada Tuhan. Dia tidak dihanyutkan dalam masalah tetapi dia mengambil sikap mengarahkan diri, fokus kepada Tuhan. Daud meminta Tuhan meninggikan dirinya. Artinya Daud meminta Tuhan menyatakan kuasaNya sebagai Raja, melampaui diri Daud dan semua masalah yang sedang dihadapinya. Daud memandang Allah yang maha tinggi ini sebagai penolongnya.

Ketiga, Daud bersukacita menantikan Tuhan bertindak (ayat 8-11). Sukacita itu tampak dari istilah "aku mau bernyanyi", "bangunlah hai jiwaku", "aku mau bersyukur" dan "aku mau bermazmur". Sukacita itu justru melimpah dalam kondisi berat yang Daud hadapi. Mengapa melimpah? Karena Daud tahu bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Tuhan yang kasih setia-Nya besar, yang kebenaran-Nya sampai ke awan-awan, yang Maha Tinggi, yang kemuliaan-Nya mengatasi langit. Kepada Allah yang seperti ini, Daud berharap menantikan pertolongan Tuhan, menantikan tindakan Tuhan.

Mungkin saat ini kita berada dalam posisi yang sama seperti Daud. Mungkin juga saat ini kita berada dalam gua sama seperti Daud. Dalam kondisi seperti ini, mari kita bersikap seperti Daud bersikap. Mari kita percayakan diri kita kepada Tuhan, mari kita memfokuskan diri kita kepada Dia dan mari kita bersukacita menantikan Dia bertindak. Amen. Tuhan Yesus memberkati! (YAS)

HFC MAGAZINE