Back   
BERITAKAN INJIL
(Kisah Para Rasul 17:16-34)
Harus kita akui, Paulus adalah seorang yang sangat dipakai Tuhan dalam pewartaan Injil. Secara khusus dalam bacaan HBC kita hari ini, Paulus mewartakan Injil kepada orang-orang di Athena Yunani. Mereka bukan orang-orang sembarangan, karena mereka adalah para fiilsuf, orang-orang yang menghargai budaya dan orang-orang terpelajar. Melalui penginjilan Paulus di Athena ini kita bisa belajar bagaimana Paulus dapat mewartakan Injil di tengah-tengah orang seperti ini. Biarlah ini menjadi pelajaran buat setiap kita tentang bagaimana kita dapat menyampaikan Injil kepada orang-orang di sekitar kita.
Pertama, amati lingkungan (ayat 16-18). Paulus tiba di Athena dan merasakan ketidaknyamanan melihat banyaknya patung berhala yang disembah oleh masyarakat. Dalam ayat 16, dikatakan bahwa hatinya sedih. Ini menunjukkan dasar hati Paulus adalah kerinduan orang-orang bertobat. Hal ini juga mengajarkan kita untuk mengamati dan memahami konteks sosial dan spiritual di sekitar kita. Sebelum menyampaikan pesan Injil, penting bagi kita untuk menyadari kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh orang-orang di sekitar kita. Dengan memahami lingkungan, kita dapat lebih efektif dalam berkomunikasi dan menjangkau hati mereka.
Kedua, temukan pintu masuk bagi Injil (ayat 22-23). Setelah mengamati, Paulus menemukan pintu masuk untuk menyampaikan Injil. Ia mengawali pembicaraannya di Areopagus dengan merujuk pada mezbah yang bertuliskan "kepada Allah yang tidak dikenal". Paulus menggunakan simbol yang dikenal oleh pendengar untuk menghubungkan mereka dengan pesan yang ingin ia sampaikan. Ini adalah strategi yang cerdas: dengan menjalin koneksi antara budaya dan Injil, kita bisa membangun jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam. Temukan cara untuk menjelaskan Injil melalui hal-hal yang relevan dengan orang-orang di sekitar kita.
Ketiga, sampaikan kebenaran dengan tegas (ayat 24-31). Paulus tidak hanya mengandalkan pengamatan dan pintu masuk, tetapi juga dengan jelas menyampaikan kebenaran tentang Allah. Ia mengajarkan bahwa Allah adalah Pencipta yang tidak bergantung pada ciptaan-Nya, Dia juga tidak tinggal dalam patung dan Dia juga Allah yang mendekati setiap orang. Dalam ayat 30, Paulus menyerukan pertobatan dari kebodohan penyembahan berhala. Kebenaran Injil harus disampaikan dengan jelas dan tegas, menekankan siapa Allah yang benar dan bagaimana Dia menginginkan hubungan dengan manusia. Ini adalah inti dari penginjilan: menyampaikan pesan keselamatan melalui Yesus Kristus.
Empat, serahkan hasilnya kepada Tuhan (ayat 32-34). Setelah menyampaikan pesan, Paulus menghadapi berbagai reaksi. Beberapa menertawakan atau mengejek, sementara yang lain tertarik untuk mendengar lebih lanjut. Dalam ayat 34, kita melihat bahwa beberapa orang percaya dan mengikuti Paulus. Ini mengingatkan kita bahwa hasil penginjilan bukanlah tanggung jawab kita, melainkan Roh Kudus yang membuat mereka lahir baru. Kita dipanggil untuk setia dalam menyampaikan Injil, sementara Tuhan yang akan bekerja dalam hati setiap individu. Kita harus percaya bahwa Dia akan menarik orang-orang kepada-Nya menurut kehendak-Nya.
Kesimpulan
Melalui perjalanan penginjilan Paulus di Athena, kita belajar untuk mengamati lingkungan kita, menemukan pintu masuk yang relevan, menyampaikan kebenaran dengan tegas, dan akhirnya, menyerahkan hasilnya kepada Tuhan. Mari kita terus bersemangat dalam menginjili, mengikuti teladan Paulus, dan percaya bahwa setiap usaha kita akan digunakan oleh Tuhan untuk membawa orang kepada-Nya. Beritakan Injil! Tuhan Yesus Memberkati! (YAS)