preloader
  Back   

7 HAL YANG DIBENCI TUHAN

Dalam Amsal 6:12-19, Salomo menggambarkan secara jelas tentang jenis orang yang jahat dan perilaku yang harus dihindari. Ayat-ayat ini menjelaskan tindakan serta karakteristik orang yang fasik, diikuti dengan daftar "tujuh hal yang dibenci Tuhan." 

Dalam Ay.12-15, kita membaca Gambaran tentang Orang Fasik. Orang yang jahat (disebut juga sebagai "orang bebal" atau "pengacau") digambarkan sebagai seseorang yang menggunakan mulut, tangan, dan kaki untuk merencanakan kejahatan. Ia menipu dan menimbulkan konflik, serta selalu merencanakan keburukan terhadap orang lain. Akhirnya, kehancuran akan menimpanya secara tiba-tiba tanpa peringatan, sebagai akibat dari kejahatannya.

Dalam Ay.16-19, kita membaca Tujuh hal yang menjadi kekejian bagi hati (dibenci) Tuhan, adalah:
1. Mata sombong — Kesombongan yang menunjukkan penghinaan terhadap orang lain dan Tuhan.
2. Lidah dusta — Kebohongan yang merusak dan menipu.
3. Tangan yang menumpahkan darah orang tak bersalah — Kekerasan dan pembunuhan.
4. Hati yang merancang rencana jahat — Pikiran yang selalu berfokus pada cara-cara yang buruk.
5. Kaki yang cepat lari menuju kejahatan — Cepat melakukan tindakan dosa.
6, Saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan — Orang yang berbohong di hadapan hukum atau menghasut orang lain.
7. Orang yang menimbulkan pertengkaran di antara saudara-saudara — Menciptakan perselisihan dan perpecahan dalam komunitas atau keluarga.

Kita harus mewaspadai diri dari Kesombongan dan Ketidakjujuran. Dalam dunia modern yang sering mendorong keberhasilan dengan cara apa pun, kita harus tetap waspada terhadap kecenderungan untuk menjadi sombong atau tidak jujur.

Kesombongan dapat menjerumuskan kita ke dalam perilaku yang merusak, baik secara pribadi maupun dalam hubungan dengan orang lain. Kita harus menghindari kekerasan dan perlakukan setiap kehidupan dengan penuh rasa hormat. Kita dipanggil untuk menghargai setiap kehidupan manusia, baik dalam hubungan pribadi maupun masyarakat luas. Kekerasan, baik fisik maupun verbal, merusak nilai kemanusiaan yang Tuhan inginkan untuk kita junjung.

Perlu bagi kita menjaga hati dan pikiran dari rencana jahat. Amsal ini mengingatkan kita untuk memeriksa niat kita dalam segala hal. Dalam pekerjaan, hubungan, atau bahkan dalam kompetisi, kita harus memastikan bahwa kita tidak membiarkan hati kita merencanakan tindakan jahat atau membahayakan orang lain.

Dan perlunya menjaga persatuan dan menolak fitnah. Membuat perselisihan atau menyebarkan kebohongan di antara sesama adalah sesuatu yang sangat merusak, baik dalam komunitas gereja, keluarga, maupun masyarakat. Kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai dan menghindari fitnah serta perpecahan. (SDK)

Share