preloader
  Back   

MENANTI JANJI TUHAN


"Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat" (Kejadian 12:2)

Ini adalah janji Tuhan saat Ia memanggil Abram. Kita akhirnya mengenal Abram sebagai Abraham, Bapa segala bangsa. Janji yang sangat indah bagi Abram. Namun, semudah membalikkan telapak tangankah?

Saat Abram keluar dari negerinya dan menuju tanah perjanjian yang belum diketahui pasti bagaimana kondisinya, Abram pergi dengan modal janji Tuhan. Selama perjalanan menuju  ke tanah perjanjian itu, banyak hal yang Abram lalui. Abram harus pergi saat usianya sangat tua (75 tahun), sehingga saya yakin tubuhnya juga sudah tidak begitu kuat. Lalu Abram harus membawa keluarganya, harta benda, orang-orang banyak. Pasti repot sekali. Lalu sesaat Abram juga harus ikut terdampak kelaparan dan hidup menjadi orang asing di Mesir. Istrinya hampir saja lepas dari genggamannya dan menjadi milik Firaun. Puji Tuhan tidak terjadi.

Di tengah berbagai macam keadaan yang terlihat kacau dan tidak baik, namun Abram tetap memegang janji yang Tuhan berikan kepadanya. Ia tetap percaya bahwa suatu saat, janji Tuhan itu akan menjadi kenyataan. Hal ini bukan perkara yang mudah. 

Bagaimana Abram bisa tetap fokus pada janji Tuhan? DENGAN TETAP TERHUBUNG DENGAN TUHAN. Pada beberapa ayat dikatakan bahwa Tuhan terus memberikan janji dan kekuatannya kepada Abram. Abram pun mendirikan mezbah bagi Tuhan dan memanggil nama Tuhan di tengah-tengah perjalanan. Saya percaya, jika Abram tidak terhubung dengan Tuhan, ia pasti menyerah di tengah jalan. 

Mari, tetap terhubung dengan Tuhan. Sebab dari sanalah kita akan menerima kekuatan, peneguhan, sukacita dan pengharapan. Sehingga kita dapat menjalani panggilan kita dan menantikan janji Tuhan dengan setia. (SLS)

Share