PERWIRA KRISTUS SEJATI
16 Oct 2024
[2Taw. 16 & 17] [Kis. 10:1-23] [Mzm. 9] [Ams. 3:27-35]
(Kisah Para Rasul 10:1-23)
Kornelius seorang perwira pasukan Italia. Kornelius adalah seorang non-Yahudi yang percaya kepada Tuhan. Dalam ayat 2 dikatakan bahwa “Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah”. Kehidupan Kornelius sungguh luar biasa, ia benar-benar seorang perwira. Bukan hanya pahlawan dalam medan perang, namun ia juga seorang pahlawan Kristus yang sejati. Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu kita teladani dari kehidupan Kornelius.
Pertama, Kehidupan doanya. Kornelius senantiasa berdoa kepada Allah. Bukan hanya dia seorang, tetapi ia serta seisi rumahnya takut akan Allah. Sungguh luar biasa, Kornelius adalah seorang kepala keluarga yang berhasil, karena dia sudah membawa keluarganya hidup di dalam Tuhan. Tidak hanya unggul dalam medan perang, Kornelius juga memimpin keluarganya dengan baik. Ia sudah menjadi teladan yang baik bagi anggota keluarganya. Kehidupan doa dan imannya kepada Allah sungguh luar biasa, sekalipun dia bukan orang Yahudi. Malaikat Allah berkata bahwa semua doa dan sedekahnya telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat dia. Sangat menakjubkan apa yang dilakukan Kornelius sehingga Allah dan malaikat pun memujinya. Belajar dari kehidupan Kornelius, apa yang dia lakukan benar-benar menyenangkan hati Allah.
Kedua, Ketaatannya. Pada saat malaikat Allah menyampaikan pesan kepada Kornelius di ayat 5-6: “Dan sekarang, suruhlah beberapa orang ke Yope untuk menjemput seorang yang bernama Simon dan yang disebut Petrus. Ia menumpang di rumah seorang penyamak kulit yang bernama Simon, yang tinggal di tepi laut”. Di ayat 7 dikatakan “Setelah malaikat yang berbicara kepadanya meninggalkan dia, dipanggilnya dua orang hambanya beserta seorang prajurit yang saleh dari orang-orang yang selalu bersama dengan dia”. Kornelius langsung melakukan pesan atau tugas yang diberi malaikat Allah. Kornelius seorang yang taat. Ia tidak mengulur-ulur waktu dan menunda-nunda suatu pekerjaan yang diberikan kepadanya.
Biarlah setiap kita boleh meneladani ketaatan Kornelius. Tidak perlu menunggu nanti untuk hal yang bisa kita lakukan sekarang. Jangan menunda-nunda karena secara tidak langsung bisa menjadikan kita seorang yang tidak taat.
Ketiga, Kemurahan hatinya. Di ayat 22, para suruhan atau bawahan Kornelius memuji dirinya. Mereka berkata “Kornelius, seorang perwira yang tulus hati dan takut akan Allah, dan terkenal baik di antara seluruh bangsa Yahudi”. Dari perkataan mereka, kita belajar bahwa Kornelius benar-benar baik kepada semua orang. Tidak memandang orang dengan sebelah mata. Meskipun dia seorang perwira, namun ia menghormati bawahannya. Hal itu terbukti lewat apa yang mereka katakan.
Di zaman ini, banyak para petinggi atau pembesar yang memiliki pangkat/kedudukan yang tinggi, namun kurang bisa menghargai orang lain atau bawahannya. Dengan perkataan lain, kurang memanusiakan manusia. Maka dari itu, mari kita belajar dari seorang Kornelius. Mari kita teladani kehidupan doanya, ketaatannya dalam mendengar suara Tuhan, serta kemurahan hatinya dalam memberi, dan segala kebaikannya. Amin. Tuhan Yesus Memberkati. (PNH)