preloader
  Back   

KETENANGAN DARI TUHAN


“Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan” (Matius 11:29)

Kuk adalah alat berupa sebatang kayu yang dibentuk sedemikian rupa dan dipasangkan di leher seekor lembu. Fungsi dari kuk itu adalah agar petani dapat mengarahkan langkah lembu untuk membajak sawah. Kuk itu membuat lembu taat kepada petani ke arah mana yang diinginkannya.

Mengapa justru Tuhan memberikan perintah supaya kita memikul kuk yang seakan berat dan tidak bebas menentukan langkah sendiri? 

Agar jiwa kita mendapat ketenangan, ada 2 hal yang harus kita lakukan yaitu:

Pertama, PIKULLAH KUK YANG DIPASANG TUHAN (ay. 29a). Seperti lembu yang memikul kuk yang dipasang oleh petani. Lembu itu sudah tidak bisa lagi berjalan menurut kemauannya sendiri, hanya bisa mengikuti kemauan petani. Demikian juga ketika kita mau memikul kuk yang dipasang Tuhan, kita sudah tidak menggunakan kehendak diri tetapi biar kehendak-Nya yang terjadi. Memikul kuk berarti kita mau menyerahkan diri untuk dituntun oleh-Nya. Mungkin kita tidak mengerti kemana Tuhan mengarahkan langkah kita, hanya ketika taat berjalan dalam tuntunan-Nya dan berserah penuh maka kita akan sampai pada tujuan Tuhan dalam setiap hidup kita masing-masing. Sebagai langkah awal tentunya kita harus datang terlebih dahulu kepada-Nya dan memikul kuk yang dipasang-Nya (Mat. 11:28). 

Kedua, BELAJARLAH PADA TUHAN (ay. 29b). Tuhan memiliki sifat lemah lembut dan rendah hati, jadi kita juga mau belajar tidak mengeraskan hati, tidak bersungut-sungut, tetap berjalan dalam tuntunan-Nya sekalipun melalui jalan yang sulit, curam, terjal dan berliku-liku. Menjadi pribadi yang lemah lembut, sekalipun menghadapi dunia yang keras. Menjadi pribadi yang rendah hati sekalipun ada orang-orang yang memandang rendah kita. 

Dalam Matius 11:30 dituliskan: ”Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan”. Ketika kita mau taat memikul kuk,  belajar kepada-Nya yang lemah lembut dan rendah hati, maka beban kita terasa ringan. Tuhan tidak berjanji melepaskan semua beban kita, tetapi Dia berjanji memberikan ketenangan bagi jiwa kita, Amin. Tuhan Yesus memberkati. (MW)

Share