Back   
KERELAAN DALAM MEMBERI
"Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. Sebab kamu dibebani bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan" (2 Korintus 8:12-13)
Paulus menekankan prinsip penting dalam memberi: Allah tidak melihat besar kecilnya nominal pemberian, melainkan kerelaan hati yang mendasarinya. Pemberian yang lahir dari kerelaan, meskipun sederhana tetap berharga di hadapan Tuhan.
Selain itu, Paulus menegaskan bahwa tujuan dari memberi adalah menciptakan keseimbangan dalam kehidupan umat, sehingga tidak ada yang berkelebihan dan tidak ada yang kekurangan. Ayat ini menolong kita mengerti bahwa memberi bukan soal paksaan, melainkan sebuah sikap hati yang rela berbagi. Tuhan ingin umat-Nya hidup dalam kasih yang nyata, saling menopang agar semua dapat merasakan pemeliharaan-Nya.
Jika demikian, jelaslah bahwa firman ini tidak hanya mengajarkan prinsip tentang memberi, tetapi juga menuntun kita untuk mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Supaya kebenaran ini tidak berhenti sebagai pengetahuan saja, mari kita melihat bagaimana ayat ini dapat kita terapkan melalui beberapa langkah nyata berikut ini:
Pertama: Belajar memberi sesuai kemampuan. Tuhan tidak meminta kita memberi dari apa yang tidak kita miliki. Ia menghargai pemberian sederhana yang lahir dari hati yang rela. Markus 12:43-44 mencatat: “Janda miskin ini memberi lebih banyak daripada semua orang lain itu. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi ia dari kekurangannya.” Memberi sesuai kemampuan menegaskan bahwa yang Tuhan lihat adalah hati, bukan jumlahnya.
Kedua: Hindari motivasi pamer atau terpaksa. Memberi yang berkenan bukanlah karena tekanan atau ingin dipuji, tetapi karena kerelaan hati yang tulus. Matius 6:3-4 mengingatkan: “Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu; hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.” Memberi dengan yang hati tulus melatih kita untuk fokus kepada Allah, bukan mencari pujian manusia.
Ketiga: Ciptakan keseimbangan dalam komunitas. Memberi adalah wujud nyata kasih, agar tidak ada yang kekurangan dalam tubuh Kristus. Galatia 6:2 menasihati: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Memberi menciptakan keseimbangan, sehingga hidup bersama dipenuhi kasih dan saling menopang. Tanpa harus memandang latar belangkan sesama anggota kristus.
Dengan demikian Memberi adalah wujud nyata kasih Kristus di dalam kita. Besar atau kecil bukan masalah, yang penting adalah kerelaan hati. Melalui kerelaan untuk berbagi, kita menolong terciptanya keseimbangan dalam tubuh Kristus, sehingga nama Tuhan dimuliakan, Amin. Tuhan Yesus Memberkati. (Safe)