preloader
  Back   

KASIH SEORANG AYAH

"Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihiNya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi" (Amsal 3:12)

Seorang ayah adalah pemimpin di dalam keluarga, Tuhan memberikan visi kepadanya untuk memimpin keluarganya masuk ke dalam rencana-Nya. Dalam menjalankan sebuah visi akan ditemui banyak tantangan, termasuk di dalam mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepadanya. Di dalam mendidik anak harus seimbang antara kasih dan disiplin sebagaimana tertulis dalam ayat di atas. Kasih yang berlebihan akan membuat anak menjadi manja dan tidak memiliki rasa tanggung jawab, disiplin saja akan membuat anak  keras hati, menjauh dan tidak terikat secara emosional. Seorang ayah yang baik menjalankan keduanya, disiplin atau ajaran dan kasih. 

Dalam proses mendidik anak ada banyak hal yang harus dibangun diantaranya karakter, intelegensi, spiritual dan komunikasi. Semua itu tentu saja melibatkan sekolah dan gereja, namun peranan utama tetap dipegang oleh orang tua. Ayah adalah sosok yang tegas dan berwibawa karena Tuhan menetapkannya sebagai kepala. Ketika anak-anak bertumbuh dari bayi sampai menjadi dewasa peranan orang tua sangat menentukan identitas anak. Penerapan kasih dan disiplin yang  dilakukan dengan benar akan membuat anak menjadi baik, sebagaimana Allah juga menerapkannya kepada manusia ciptaan-Nya. 

Kata ‘memberi ajaran’ dalam ayat di atas dalam Alkitab Terjemahan Baru adalah  ‘diciplines’. Jadi, disiplin artinya memberikan pengajaran yang benar dan ini  dimulai dari ayah. Ketika anak menaati ajaran yang diberikan hal ini tidak menjadi masalah. Namun, ketika mereka melanggarnya ini harus diluruskan. 

Ayah yang benar tentu tidak menginginkan anaknya menjadi pribadi yang buruk, karena itu diperlukan konsistensi didalam menerapkan ajarannya. Cekcok dan salah paham bisa terjadi, namun hal yang benar yang sesuai dengan firman Tuhan harus tetap menjadi tolok ukur. Karena itu ayah harus menjadi teladan terlebih dahulu sebelum mendidik anaknya. 

Sebagai seorang ayah seringkali merasa tidak tega ketika anaknya mengalami masalah. 
Rasanya ingin diambil alih saja masalahnya supaya anaknya merasa nyaman. Hal ini tentu tidak baik karena tidak melatih anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Biarkan anak menyelesaikan masalahnya sesuai dengan kapasitasnya, ayah mengawasi dan mendukungnya dengan bekal pengajarannya. 

Tidak ada ayah yang menghendaki anaknya celaka, sama seperti Bapa kita di Surga, segala rancangan-Nya adalah untuk kebaikan dan Ia sudah menjamin keselamatan kita. Berikan ajaran yang benar , kasihi anak dengan tulus maka mereka akan melihat figur Allah Bapa dalam diri seorang ayah. (AD)

Share