preloader
  Back   

KERAS TAPI TAK TERDENGAR


“Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya”
(Amsal 1:20)


Suatu kali di sebuah kantor, ada pegawai baru. Baru beberapa hari masuk kantor, wanita itu sudah bikin heboh. Banyak karyawan yang mengeluh karena bukan hanya narsis, tetapi juga berisik sekali. Karyawan yang satu ruangan dengannya tidak tahan dan lapor ke atasannya.

Agar obyektif, manajer itu memanggil karyawan di ruangan itu satu per satu. Ternyata semua orang kecuali satu yang memang menyatakan wanita itu berisik dan suka bergosip. Kepada satu orang yang tidak terganggu itu, sang manajer bertanya, “Kok Anda tidak terganggung dengan kehadiran Miss Y ini, padahal karyawan lain tidak bisa bekerja karena ocehannya.”
“O begini Pak. Saya melatih diri saya untuk hanya mendengar apa yang menurut saya bermanfaat. Jadi, ucapan Miss yang penting-penting saja dan berhubungan dengan pekerjaan saja yang saya dengarkan. Sisanya memang saya dengar tetapi tidak masuk ke hati dan kepala saya,” ujar karyawan itu. Beberapa bulan kemudian, karyawan ini dipromosikan.

Peserta Happy Bible Club yang saya kasihi, mari belajar untuk mendengar hikmat di tengah suara-suara lain yang tidak penting. Di dalam keseharian kita—di rumah, di jalan, bahkan di pasar sekalipun—kita bisa mendengar hikmat jika kita membuka telinga terhadapnya. (XQP)

Doa: Bapa, ajar aku untuk melatih telingaku agar peka terhadap bisikan hikmat sekalipun dan menyingkirkan suara-suara yang bisa mengganggu ketenangan batin dan hubungan pribadiku dengan Engkau.

Share