preloader
  Back   

MENYEMBAH ALLAH YANG BERDAULAT DAN ADIL

Dalam dunia yang sering kali merasa dapat mengatur dirinya sendiri, di mana otoritas ditantang dan kebenaran dianggap relatif, Mazmur 99 hadir bagai gempa yang mengingatkan kita pada realitas tertinggi: Allah adalah Raja. Mazmur ini bukan sekadar puisi religius; ia adalah proklamasi teologis yang mendalam tentang sifat Allah dan respons yang seharusnya dari umat-Nya.
Dalam tiga bait pada Mazmur 99 (ayat 1-3, 4-5, 6-9), masing-masing diakhiri dengan seruan "Kuduslah Ia!" Ini adalah mazmur penobatan, yang memproklamasikan kedaulatan mutlak Yehovah atas Israel dan semua bangsa. 

Gambaran "Ia duduk di atas kerub-kerub" (ayat 1) langsung mengingatkan kita pada Tabut Perjanjian di Kemah Suci (Kel 25:22). Kerubim adalah makhluk surgawi yang penuh kuasa, namun di sini mereka hanya menjadi "tumpuan takhta" Allah. Ini adalah pernyataan gramatikal dan visual yang kuat: Allah Israel begitu agung dan transenden hingga makhluk-makhluk perkasa sekalipun hanya alas kaki-Nya. Bumi yang "goyang" adalah respon alam yang tak terelakkan terhadap kehadiran Raja Semesta.

Latar belakang historis dan budaya penting di sini. Bangsa-bangsa sekitar memiliki banyak dewa yang sering kali bermoral ambigu. Tetapi Allah Israel berbeda. Mazmur 99 menekankan bahwa Ia bukan hanya berkuasa, tetapi juga adil dan benar. "Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan …. Engkaulah yang melakukannya" (ayat 4). Kekudusan-Nya tidak terlepas dari keadilan-Nya. 

Mazmur ini juga mengaitkan kekudusan Allah dengan sejarah relasi-Nya dengan umat-Nya. Musa, Harun, dan Samuel disebut bukan hanya sebagai pemimpin, tetapi sebagai "di antara imam-imam-Nya" dan "orang-orang yang menyerukan nama-Nya" (ayat 6). Mereka adalah perantara. Yang menarik, Mazmur mencatat bahwa meskipun mereka adalah pahlawan iman, mereka tetap manusia yang pernah gagal dan "perlu pengampunan" (ayat 8). 

Pesannya jelas: bahkan orang-orang terhebat sekalipun berdiri di hadapan Allah yang Kudus hanya karena anugerah dan pengampunan-Nya. Respon mereka adalah berseru, dan respon Allah adalah menjawab dan mengampuni, meski tetap menghukum kesalahan mereka.
Yang dapat kita lakukan saat ini:
Menyembah Sang Raja yang Kudus di Dunia yang Kacau. 

Dalam era yang memuja otonomi individu, kebenaran kita seringkali subjektif. Mazmur 99 menegaskan bahwa ada satu Takhta mutlak di atas segalanya, yang standar moral-Nya absolut: Kekudusan dan Keadilan. Ini memanggil kita untuk mengevaluasi hidup, keyakinan, dan tindakan kita bukan berdasarkan suara mayoritas atau tren budaya, tetapi berdasarkan standar-Nya yang kudus. Sebelum kita meminta apa pun dari-Nya, kita pertama-tama harus mengakui dan menyembah Dia sebagai Raja.

Menghidupi Keadilan dan Kebenaran yang Ilahi. Jika Allah kita adalah Allah yang "mencintai keadilan" (ayat 4), maka gereja dan kita sebagai individu dipanggil untuk menjadi saluran keadilan dan kebenaran-Nya di dunia. Ini berlaku dalam integritas bisnis, dalam memperlakukan orang lain dengan adil, dalam membela yang lemah, dan dalam mengejar rekonsiliasi. 

Kekudusan bukan hanya soal kesalehan pribadi, tetapi juga tentang mencerminkan karakter moral Allah dalam relasi sosial.
Berseru dalam Pengharapan kepada Allah yang Mengampuni. Seperti Musa, Harun, dan Samuel, kita adalah perantara yang tidak sempurna. Kita sering gagal. Namun, mazmur ini mengingatkan kita bahwa Allah yang Kudus adalah juga Allah yang berinisiatif merespon seruan umat-Nya dan mengampuni. Kita dapat datang dengan berani kepada "tumpuan kaki-Nya"—sebuah gambaran kerendahan hati—karena Yesus, Perantara Agung kita, telah membuka jalan melalui pengorbanan-Nya. Kita berseru bukan kepada kekuatan abstrak, tetapi kepada Pribadi yang dikenal melalui firman dan sejarah, yang kudus, adil, dan penuh pengampunan.

Doa: Ya Allah, Raja atas segala sesuatu, yang duduk di atas kerubim, ampuni kami karena sering hidup seolah-olah Engkau bukan Raja. Ajari kami untuk gemetar dalam kekaguman akan kekudusan-Mu, lalu bangkit untuk menghidupi keadilan-Mu di dunia ini. Terima kasih untuk pengampunan-Mu yang memungkinkan orang yang gagal seperti kami untuk menyembah-Mu. Dalam nama Yesus, Perantara kami. Amin. (SDK)

Share