preloader
  Back   

MEMBANGUN RUMAH TANGGA YANG KUAT DAN NYAMAN

”Dengan hikmat rumah didirikan, dengan kepandaian itu ditegakkan, dan dengan pengertian kamar-kamar diisi dengan bermacam-macam harta benda yang berharga dan menarik" (Amsal 24:3-4)
 
Kitab Amsal berulang kali menekankan pentingnya hikmat dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas. Ayat ini memakai gambaran sebuah rumah sebagai simbol kehidupan, keluarga, dan stabilitas. Dalam kehidupan, setiap orang tentu mendambakan rumah tangga yang kokoh, tenteram, dan penuh  sukacita.  

Firman Tuhan dalam Amsal 24:3-4 mengajarkan bahwa rumah tangga sejati bukan hanya dibangun dengan batu dan kayu, melainkan dengan hikmat, kepandaian, dan pengertian. Tiga hal ini adalah fondasi rohani yang menopang sebuah rumah tangga dan kehidupan pribadi.
 
Pertama, Dengan Hikmat rumah didirikan. Hikmat dalam bahasa Ibraninya: ḥokmāh yang berarti bukan sekadar kecerdasan, melainkan kemampuan praktis untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan kata lain kemampuan untuk menerapkan kebenaran Allah dalam kehidupan sehari-hari.  

Rumah yang dibangun atas hikmat Tuhan akan memiliki dasar yang kuat, sebab pemiliknya mencari kehendak Tuhan dalam setiap keputusan. Seperti sebuah bangunan yang berdiri di atas fondasi batu karang, demikian pula kehidupan yang berakar dalam Firman akan tetap kokoh meski diterpa badai masalah. 

Kedua, Dengan Kepandaian itu ditegakkan. Kata kepandaian dalam bahasa Ibrani: tĕbûnāh menunjuk pada keterampilan dalam mengelola. Jadi di sini kepandaian berarti adanya ketekunan, strategi, dan keterampilan hidup yang menopang, menegakkan dan merawat rumah tangga. Dalam konteks keluarga, ini berbicara tentang kemampuan untuk mengatur keuangan dengan bijak, menjaga komunikasi yang sehat, serta memelihara kasih melalui sikap saling menghargai. Rumah tangga akan rapuh jika tidak ada pengelolaan yang baik. 

Ketiga, Dengan Pengertian kamar-kamar diisi dengan harta benda berharga dan menarik. Kata pengertian dalam bahasa Ibrani: Da’at merujuk pada wawasan yang lahir dari relasi dengan Allah dan kesediaan memahami orang lain. Kamar-kamar dalam rumah adalah simbol ruang-ruang kehidupan: hati, pikiran, emosi, dan relasi antar anggota keluarga. Jika diisi dengan pengertian, maka yang hadir bukan hanya harta, materi, melainkan kasih, damai sejahtera, dan sukacita—nilai-nilai yang jauh lebih berharga dan menarik daripada harta benda duniawi. 

Dalam penerapannya, keputusan-keputusan besar dalam keluarga—dari pendidikan anak hingga  pengelolaan keuangan—perlu didasarkan pada prinsip Firman Tuhan, bukan hanya logika atau  
emosi. Dan kita perlu bijaksana dalam mengatur waktu, komunikasi, dan tanggung jawab. Relasi yang sehat lahir dari pengertian satu sama lain. Harta terindah bukanlah emas atau perak, melainkan rumah tangga yang penuh pengertian, saling menghargai, dan kasih yang tulus. Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! (JPT)

Share