preloader
  Back   

BELAJAR MENJADI MURID YESUS

(Matius 17)

Dalam pembacaan HBC kita hari ini, seluruh perikop di dalam pasal 17 dari Matius mengajarkan kita bagaimana belajar menjadi murid Yesus. Melalui peristiwa demi peristiwa yang tercatat, Yesus sedang mengajar para murid tentang beberapa hal. Apa saja itu?

Pertama, belajar tentang siapa Yesus (Matius 17:1-13; 22-23). Saat Yesus dimuliakan para murid sedang diajar bahwa memang Yesus adalah Tuhan. Digambarkan bagaimana Tuhan Yesus berubah wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar. Ada Musa dan Elia dalam penglihatan itu. Kehadiran Musa dan Elia merujuk kepada Hukum (Musa menerima hukum Taurat) serta para Nabi (Elia mewakili nabi besar). Hal ini menunjukkan bahwa, apa yang dikatakan di dalam Hukum Taurat dan diwartakan para Nabi, digenapi dalam diri Kristus. Meskipun dahulu Allah berbicara melalui para nabi, Ia kini menunjukkan bahwa Ia akan melakukan hal itu melalui Anak-Nya (Galatia 3:24; Ibrani 1:1-3). Saat Yesus memberitahukan tentang penderitaan-Nya, Yesus sedang mengajar para murid bahwa Dia sedang menjalankan misi Allah. Yesus sebagai Anak Domba Allah yang mati mencurahkan darah-Nya untuk menebus manusia berdosa.

Kedua, belajar pertumbuhan iman (Matius 17:14-21). Saat para murid tidak berhasil mengusir setan dari anak muda yang sakit ayan, Yesus sedang mengajar tentang iman atau percaya. Dikatakan bahwa penyebab gagalnya pengusiran setan itu adalah karena mereka kurang percaya. Yesus kemudian mengajar tentang iman sebesar biji sesawi yang dapat memindahkan gunung. Terjemahan yang tepat sebenarnya bukan iman "sebesar" tetapi iman "seperti" biji sesawi. Artinya memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, biji sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon. Jika kita punya iman yang bertumbuh maka itu yang membuat kita mampu melakukan hal-hal yang besar di dalam Yesus.

Ketiga, belajar menjadi teladan (Matius 17:24-27). Dalam kisah Yesus membayar bea untuk Bait Allah, Yesus mengajarkan para murid supaya jangan menjadi batu sandungan tetapi justru menjadi teladan. Sebagai seorang Yahudi yang taat, Yesus memberikan contoh dalam memenuhi kewajiban membayar pajak untuk Bait Allah. Kewajiban ini telah diatur sejak zaman Musa (Kel. 30:13) sebagai bentuk dukungan terhadap kebutuhan rumah Tuhan. Yesus menggunakan analogi kewajiban orang asing membayar pajak kepada pemerintahan Romawi untuk menunjukkan bahwa sebagai Anak Allah, Ia sebenarnya tidak wajib membayar pajak Bait Allah. Namun, Yesus tetap menunaikan kewajiban tersebut, sekaligus mengajarkan pentingnya memberikan teladan dalam melaksanakan tanggung jawab. 

Hari ini mari kita belajar menjadi murid Yesus. Belajar tentang siapa Yesus yang memuridkan kita, belajar bahwa iman kita haruslah iman yang bertumbuh, serta belajar untuk menjadi teladan dalam melaksanakan tanggungjawab. Tuhan Yesus memberkati. (YAS)

Share