preloader
  Back   

CEMBURU ILAHI

(2 Korintus 11:1-6)

Rasul Paulus menggunakan istilah yang mengejutkan ketika menulis kepada jemaat di Korintus: “Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi” (ayat 2). Kata ini biasanya berkonotasi negatif, tetapi dalam Alkitab, cemburu juga menggambarkan kasih Allah yang kudus dan eksklusif. Melalui ungkapan ini, Paulus menyingkapkan kerinduan Allah agar umat-Nya hidup setia hanya kepada Kristus. Mari kita pahami "cemburu ilahi" lebih dalam melalui tiga pertanyaan penting.

Pertama, apa itu cemburu ilahi? Secara tekstual, Paulus memakai istilah “cemburu” yang dalam bahasa Yunani "zeloo", artinya bergairah, bersemangat, atau memiliki kerinduan yang kuat. Di sini bukan cemburu manusiawi yang lahir dari iri hati, melainkan cemburu yang berasal dari kasih Allah sendiri. Paulus membandingkan jemaat dengan seorang perawan yang dipertunangkan, dan Kristus sebagai mempelai pria. Cemburu ilahi berarti Allah menghendaki kesetiaan umat-Nya secara utuh, tanpa bercampur dengan penyembahan lain atau ajaran palsu. Sama seperti suami menuntut kesetiaan istrinya, Allah menuntut kasih yang kudus (murni tak tercemar) dari umat-Nya.

Kedua, mengapa Paulus cemburu ilahi? Konteks jemaat Korintus adalah jemaat yang hidup di tengah budaya Yunani-Romawi yang sarat filsafat, retorika, dan berhala. Banyak pengajar palsu masuk dengan kefasihan bicara yang memukau, tetapi menyesatkan jemaat dari “kesetiaan yang sejati kepada Kristus” (ayat 3). Paulus melihat bahaya besar: jemaat yang ia bimbing dengan susah payah bisa berpaling kepada injil yang lain. Itulah sebabnya ia menegaskan cemburu ilahi. Bukan demi dirinya, tetapi demi Kristus. Sebagai gembala jemaat, Paulus rindu melindungi jemaatnya agar tetap murni sampai akhir.

Ketiga, apa makna bagi kita saat ini? Dalam konteks kita sekarang, cemburu ilahi mengingatkan bahwa iman bukan sekadar ritual, tetapi relasi pribadi dengan Kristus yang menuntut kesetiaan dan kekudusan penuh. Di era modern ini, banyak “suara lain” atau "ajaran lain" yang mengalihkan hati: ideologi dunia, filsafat populer, atau bahkan ajaran yang mengaku rohani tetapi menyimpang dari Injil. Implementasinya jelas: kita perlu menjaga hati, pikiran, dan iman agar tetap terarah hanya kepada Kristus. Bagi pemimpin rohani, ini juga panggilan untuk meneladani Paulus yakni membimbing jemaat dengan cemburu ilahi agar tidak terseret arus dunia.

Cemburu ilahi adalah kasih Allah yang kudus dan eksklusif. Paulus mengalaminya dalam relasi dengan jemaat Korintus, dan kita dipanggil untuk menghidupinya dalam kesetiaan kepada Kristus. Mari menjaga hati kita agar tidak bercabang, tetap murni, kudus dan setia hanya kepada Dia, Yesus Kristus Tuhan kita, Amen. Tuhan Yesus memberkati dan menyertai kita semua. (YAS)

Share