Back   
MELANJUTKAN KEHIDUPAN
"Lalu kata orang itu: 'Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.' Sahut Yakub: 'Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku'” (Kejadian 32:26)
Yakub sedang melakukan perjalanan pulang ke Kanaan dengan membawa rombongan yang terdiri dari keluarganya, para budaknya, ternaknya serta harta bendanya. Setelah menyeberangkan mereka semua di sungai Yabok, Yakub seorang diri dan masih belum meyeberang, bergulatlah ia dengan seorang laki-laki utusan Allah sampai fajar menyingsing. Melihat kegigihan Yakub dalam bergulat, maka utusan Allah tersebut memukul pangkal pahanya, dan orang tersebut meminta agar membiarkannya pergi. Apakah berarti utusan Allah itu kalah menghadapi Yakub? Tentu saja tidak, ia mengingatkan bahwa fajar telah menyingsing yang berarti tugas dan tanggung jawab Yakub harus segera dilakukan. Istri dan anak-anaknya beserta rombongannya menantinya untuk memimpin mereka melanjutkan perjalanan di seberang sungai. Ini adalah tanggung jawab besar melebihi melanjutkan pergumulan.
Setiap kita tentu memiliki pergumulan masing-masing, setiap orang bentuknya berbeda-beda. Ada yang bergumul dengan masalah hubungan, kesehatan, keuangan, pelayanan, dan masih banyak lagi. Firman Tuhan hari ini mengingatkan agar tidak menguras energi dengan terus bergumul, karena akan mengakibatkan kelelahan secara fisik, emosi, mental dan spiritual. Fajar telah menyingsing berarti waktunya untuk bekerja dan melanjutkan kehidupan, pergumulan harus segera diakhiri. Tanggung jawab harus dijalankan, mencari nafkah, mengurus keluarga/rumah tangga, melayani Tuhan dan hidup sehat. Jika terus bergumul maka tanggung jawab akan terabaikan dan ini tidak baik.
Sebelum melepaskan utusan Allah, Yakub meminta agar ia diberkati. Yakub adalah seorang pekerja keras, ia bekerja sangat keras selama 20 tahun kepada Laban dan iapun disertai dan diberkati Tuhan. Ia tahu dengan siapa ia bergumul, seseorang yang Ilahi karena itu ia minta agar diberkati dan iapun mendapatkannya. Ketika menghadapi pergumulan lihatlah dari sisi Allah yang mengijinkannya terjadi, mintalah kepadaNya hikmat agar kita dapat melihatnya dari sudut pandang berkat Allah. Dengan demikian kita menerima berkat dari pergumulan kita, dipandang dari perspektif Allah.
Jika saat ini kita masih berlanjut dengan pergumulan kita, ingatlah bahwa fajar telah menyingsing, segeralah untuk menyudahi pergumulan dan melanjutkan kehidupan. Berkat di seberang sana telah menanti, gapailah dan nikmatilah berkat itu, Ialah yang memegang hari esok. (AD)