preloader
  Back   

GENERASI YANG MEMPERJUANGKAN IMAN

"Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (1 Timotius 1:18) 

Surat 1 Timotius adalah surat seorang ayah rohani kepada anak rohaninya. Paulus menulis dengan hati penuh kasih dan tanggung jawab untuk meneguhkan Timotius, yang saat itu diutus melayani jemaat Efesus. 

Di tengah maraknya ajaran sesat dan perpecahan dalam jemaat, Paulus tahu bahwa Timotius, seorang pemuda, membutuhkan dorongan dan arah yang jelas dalam pelayanannya. Paulus tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga warisan iman. Ia menegaskan bahwa tugas yang diterima Timotius adalah bagian dari panggilan Allah yang telah dinubuatkan sebelumnya. 
 Artinya, pelayanan Timotius bukan kebetulan, tetapi rancangan Tuhan untuk melanjutkan pekerjaan Injil di generasinya.

Lalu, bagaimana kita bisa meneladani Paulus dalam mempersiapkan generasi yang memperjuangkan iman di tengah dunia yang semakin kompleks ini? Firman Tuhan mengajarkan tiga kebenaran penting bagi kita.

Pertama, Tanamkan Kesadaran Akan Panggilan Ilahi. Paulus mengingatkan Timotius bahwa pelayanannya “sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu.” Ia ingin Timotius mengerti bahwa dirinya bukan sekadar pelayan gereja, tetapi seorang yang dipanggil dan diutus Allah. Yeremia 1:7-8 mencatat:  “Janganlah katakan: Aku ini masih muda… sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau.”

Setiap generasi harus disadarkan bahwa hidup mereka bukan tanpa tujuan. Mereka diciptakan Allah dengan rencana dan panggilan yang kudus. Ketika anak muda tahu bahwa mereka memiliki panggilan ilahi, mereka tidak akan mudah terbawa arus dunia.  Kita perlu menanamkan sejak dini kepada generasi muda bahwa mereka berharga dan dipilih Tuhan. Panggilan mereka unik dan memiliki dampak kekal.

Kedua, Bangun Iman yang Kuat di Tengah Tantangan. Paulus menasihati, “supaya dikuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman.” Generasi yang siap memperjuangkan iman harus memiliki iman yang hidup dan bertumbuh. Iman tidak bisa diwariskan hanya lewat kata-kata, tetapi harus diteladankan lewat kehidupan. Anak muda belajar iman yang sejati saat mereka melihat generasi sebelumnya hidup dengan keteguhan, bukan dengan kompromi.

2 Timotius 3:14–15 mengingatkan: “Tetapi tetaplah dalam apa yang telah engkau pelajari... sejak kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci.” Marilah kita mempersiapkan generasi  dimulai dari membangun ruang pembinaan iman di keluarga, gereja, dan komunitas. Biarlah generasi muda melihat keteladanan iman yang nyata, bukan sekadar pengajaran verbal.

Ketiga, Bimbing Mereka untuk Menjaga Hati yang Murni. 
Paulus menutup dengan pesan penting: “memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.” Di tengah dunia yang penuh pencemaran moral, generasi yang akan bertahan adalah mereka yang memiliki hati yang murni di hadapan Allah. Hati nurani yang bersih membuat seseorang peka terhadap suara Roh Kudus dan menjauhkan dari kompromi dosa. Tanpa kemurnian hati, pelayanan dan iman bisa menjadi topeng belaka.

Mazmur 119:9 memberi nasihat: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.” Marilah kita  bimbing generasi muda untuk hidup dalam kesucian. Bukan dengan tekanan, tetapi dengan teladan dan kasih yang menuntun mereka pada ketaatan kepada Kristus.

Setiap generasi adalah hasil dari generasi sebelumnya. Paulus mempersiapkan Timotius bukan hanya untuk menggantikannya, tetapi untuk melanjutkan misi Kristus. Gereja masa kini juga dipanggil untuk melakukan hal yang sama mempersiapkan generasi yang mengerti panggilannya, teguh dalam iman, dan murni dalam hati. 

Kita tidak hanya berjuang bagi diri sendiri, tetapi menyiapkan mereka yang akan meneruskan perjuangan iman setelah kita. Bila kita setia melakukannya, maka Injil tidak akan berhenti di generasi kita, tetapi terus mengalir sampai Tuhan Yesus datang kembali, Amin. (SG)

Share