Back   
KELUARGA YANG KUAT DAN BERBAHAGIA
(Kolose 3:18-25)
Keluarga adalah komunitas pertama yang dibentuk atas inisiatif Tuhan sendiri.
Di dalam kitab Kejadian disebutkan bahwa Allah yg esa memiliki 3 pribadi yg saling mengasihi, menghormati dan harmonis. Atas dasar ini, Allah menciptakan Adam dan Hawa yang hidup dengan penuh sukacita di dalam taman Eden. Kehidupan di taman Eden inilah yang Tuhan inginkan ada di dalam setiap keluarga. Betapa pentingnya keluarga itu di mata Tuhan. Keluarga diciptakan Tuhan dengan tujuan sebagai komunitas yang berpusat pada-Nya. Seperti dalam Firman Tuhan mengatakan bahwa hubungan suami istri itu seharusnya seperti hubungan Kristus dengan jemaat-Nya.
Ada beberapa hal yang perlu ada di dalam keluarga Kristen agar keluarga ini tetap kuat dan berbahagia:
Pertama, Kasih Kristus menjadi dasar dalam hidup suami istri (Ef 5:22-27). Di dalam kasih Kristus ada:
* Kasih tanpa syarat dan rela berkorban: tetap mengasihi walaupun pasangan banyak kekurangannya. Seperti Kristus mengasihi kita dan berkorban bagi kita pada saat kita masih berdosa.
* Pengampunan: memiliki ruang anugerah yang besar untuk kesalahan yang dilakukan pasangan. Seperti Kristus yang mengampuni seberapa besar dan banyak dosa yang kita lakukan.
* Memiliki hati yang melayani: bukan minta untuk selalu dilayani. Tidak mengeluh dan bersungut-sungut saat melayani. Seperti Yesus datang untuk melayani dan bukan dilayani.
* Ada karakter Kristus di dalamnya, yaitu lemah lembut dan rendah hati. Kesombongan dan keegoisan seringkali menjadi akar kehancuran dalam keluarga.
Kedua, Menyadari bahwa pernikahan adalah perjanjian antara suami dan isteri yang melibatkan Tuhan. Perjanjian ini sifatnya bukan kontrak, yang ada masa berlakunya, tapi sebuah komitmen selamanya, sampai maut memisahkan. Pernikahan adalah sebuah "covenant", yaitu perjanjian atau kesepakatan sakral yang mengikat antara Tuhan dan manusia. Ada janji-janji Tuhan di dalam ikatan tersebut. Hanya maut yang dapat memisahkan pasangan tersebut. Jadi, pasangan suami istri Kristen, yang percaya dan mengakui bahwa Tuhan terlibat dalam pemberkatan pernikahan, tidak akan dengan mudah melakukan perceraian. Bila ada salah satu saja, yaitu suami atau istri, yang melekat dan fokus pada Kristus, maka semuanya dapat diselesaikan. Apalagi kalau kedua-duanya bersatu hati (Pengkhotbah 4:12): "Dan bilamana seorang dapat dikalahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan."
Ketiga, Ada tanggung jawab yang harus dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga dan tatanan dalam hubungan keluarga (Kol. 3:18-21):
* Istri harus tunduk pada suami seperti seharusnya di dalam Tuhan. Penundukan diri yang dilakukan karena penyerahan diri dari kerelaan bukan karena terpaksa. Istri yang bijak dan takut akan Tuhan tidak akan meremehkan kepemimpinan pasangannya.
* Suami harus mengasihi isteri dan tidak berlaku kasar. Suami yang bijak dan takut akan Tuhan, tidak akan menyalahgunakan kepemimpinannya. Suami tahu bahwa ada Kristus yang menjadi kepala di dalam keluarganya.
* Orang tua dan anak:
Orang tua harus memperkenalkan anak-anaknya tentang Tuhan dan mengajarkan perintah Tuhan berulang-ulang (Ul. 6:6-7). Orang tua juga memiliki tugas untuk membesarkan dengan penuh perhatian dan mendidik anak-anaknya dengan disiplin yang dilakukan dengan kasih. Orang tua tidak menyakiti hati anak-anak agar mereka tidak tawar hati. Orang tua seharusnya memberi rasa aman dalam diri mereka. Juga mengajarkan untuk dapat mandiri sesuai dengan usia mereka dan memberi teladan hidup dalam kebenaran. Anak-anak harus menaati dan menghormati orang tua mereka. Ada janji Tuhan bagi anak-anak yang menghormati ayah dan ibunya, yaitu "lanjut umurmu dan baik keadaanmu di tanah yang diberikan Tuhan, kepadamu" (Ul. 5:16).
Keempat, Sikap di dalam pekerjaan dan pelayanan yang berpusat pada Kristus
(Kol. 3:22; 4:1). Sebuah pekerjaan yang diberikan Tuhan bukan hanya menjadi berkat tapi juga adalah ladang pelayanan bagi kita. Karena itu di saat bekerja hendaknya kita bekerja dengan tulus, seperti untuk Tuhan. Baik kita sebagai atasan maupun sebagai bawahan. Pekerjaan yang benar adalah milik Tuhan yang dipercayakan kepada kita. Hendaknya kita menjadi teladan dalam kebenaran dan iman kepada Tuhan. Kita tidak perlu kuatir tentang upahnya, karena di dalam kitab Kolose 3:24 dikatakan: "Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya."
Banyak keluarga hancur karena kurangnya pemahaman akan Firman Tuhan. Atau bisa juga sudah tahu tapi tidak mau melakukannya karena logika lebih kuat daripada imannya. Seting kita mengatakan percaya kepada Tuhan tapi meragukan kuasa-Nya.
Keluarga yang diberkati, kuat, harmonis, penuh sukacita dan damai sejahtera adalah keluarga yang mengandalkan Tuhan, melibatkan Tuhan, memiliki kasih Kristus dan taat melakukan tanggung jawab masing-masing dengan tulus seperti yang sudah diatur dalam Firman Tuhan.
Keluarga juga menjadi alat Kristus ketika berfungsi sebagai miniatur Kerajaan Allah di dunia, sebagai pusat pertumbuhan iman dan karakter, tempat pelayanan kepada sesama, dan menjadi teladan dalam kasih serta kebenaran Kristus kepada dunia. Amin. (VG)