preloader
  Back   

MENANTIKAN TUHAN

"Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari" (Mazmur 25:4-5)

Pada satu hari di bulan November 2012, seorang nelayan El Salvador yang bernama José Salvador Alvarenga bersama rekannya melakukan pelayaran rutin untuk mencari ikan dari pesisir pantai Azul, Mexico. Namun diluar rencananya, badai besar menghantam perahu mereka dan tidak lama kemudian mereka terseret dan tersesat di tengah lautan. Melalui peristiwa ini, kita belajar:

Pertama: Badai hidup bisa membuat kita hilang arah  Dalam berlayar mengarungi samudera kehidupan ini, kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di depan. Tentunya dalam akal sehat, tidak ada yang merencanakan untuk berlayar melalui badai yang besar. Tetapi dalam realita kehidupan, badai bisa datang dengan tiba-tiba, di luar ekpektasi dan perkiraan manusia. Seringkali badai yang besar dapat membuat kita hilang arah, patah semangat, dan melemahkan iman.

Kedua: Pengharapan adalah sauh yang kuat. Sama seperti José dan rekannya, gelombang dan arus yang kuat akan menyeret dan mengombang-ambingkan perahu mereka. Betapa pentingnya memiliki sebuah sauh, yang akan menjaga dan mengokohkan perahu di tengah lautan.  Alkitab berkata bahwa “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita" (Ibrani 6:19). Dalam menghadapi badai di tengah perjalanan iman, kita membutuhkan pengharapan yang tidak mengecewakan, yaitu pengharapan di dalam Kristus. Betapa pun beratnya masalah yang kita hadapi, memiliki pengharapan akan membuat kita kuat dan dapat bertahan menghadapinya. 

Ketiga: Meminta petunjuk Tuhan. Ketika menghadapi masa sukar dan jalan buntu, seolah-olah Daud sendirian dan tidak menemukan pertolongan. Daud meminta petunjuk Tuhan, ia berkata “Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari" (Maz. 25:4-5). Daud menyadari bahwa pertolongan yang dapat diharapkan hanyalah datang dari Tuhan. Dalam keadaan gelap dan tidak menentu, Daud menantikan petunjuk dan tuntunan Tuhan. 

Secara mengejutkan, José Alvarenga berhasil diselamatkan oleh nelayan lokal di Ebon Atoll di pulau Marshall pada Januari, 2014. Ia sanggup bertahan hidup selama 438 hari terombang-ambing di tengah lautan Pasifik. Ia bertahan hidup dengan mengkonsumsi ikan mentah, penyu, dan minum air hujan. Kisahnya menggambarkan kekuatan sebuah pengharapan dan inspirasi bagi kita untuk tidak menyerah. 

Sebagai anak Tuhan, kita punya sauh yang kuat, yaitu pengharapan di dalam iman kepada Kristus. Kita percaya bahwa Ia setia dan tidak pernah meninggalkan kita. Dalam masa kelam di tengah badai gelombang, berharaplah kepada-Nya dan nantikanlah Dia untuk menyatakan terang dan menunjukkan jalan-jalanNya, AMIN. (ES)

Share