preloader
  Back   

KETIKA HIKMAT DUNIA TIDAK LAH CUKUP

"Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan" (Amsal 3:7)

Sering kali manusia merasa sudah cukup bijak untuk mengatur hidupnya sendiri. Dengan pengetahuan, pengalaman, dan logika, kita merasa mampu menentukan apa yang terbaik bagi diri kita. Ayat ini menegur kesombongan halus yang sering bersembunyi di hati kita, ketika kita lebih percaya pada diri sendiri daripada kepada Tuhan.

Hikmat dunia sering kali berpusat pada kepentingan pribadi dan keberhasilan yang tampak di luar. Namun, hikmat Tuhan menuntun kita pada kehidupan yang berkenan kepada-Nya, bahkan jika itu berarti melawan arus dunia. 

Ketika seseorang takut akan Tuhan, ia belajar menundukkan akalnya di bawah kehendak Allah. Ia tidak lagi mengandalkan apa yang “tampak benar di mata manusia”, melainkan mencari apa yang benar di hadapan Tuhan.

Menjauhi kejahatan bukan hanya berarti tidak melakukan dosa yang tampak besar, tetapi juga menjaga hati agar tidak sombong, tidak merasa lebih tahu dari Tuhan. Setiap keputusan, langkah, dan rencana hidup seharusnya diserahkan pada pimpinan-Nya. Ketika kita rendah hati di hadapan Tuhan, Ia akan menuntun kita melewati jalan yang aman, meski tampak sulit di mata dunia.

Mari kita renungkan: kepada siapa kita bersandar selama ini? Apakah pada hikmat kita sendiri, atau pada Tuhan yang menjadi sumber segala hikmat? Dunia mungkin memuji kepintaran, tetapi Tuhan menghargai kerendahan hati. Ketika hikmat dunia tidak lagi cukup, marilah kita kembali kepada Dia yang tahu segalanya, Amen. Tuhan Yesus memberkati. (EN)

Share