Back   
YANG PENTING JUJUR
"Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan" (Amsal 16:8--TB)
"Penghasilan kecil yang diperoleh dengan jujur lebih baik daripada kekayaan yang diperoleh dengan curang" (Amsal 16:8--FAYD)
Ketika saya membaca ayat ini, saya langsung teringat akan kasus korupsi tambang timah sebesar 271 Triliun Rupiah yang menyeret HM dan HL sebagai tersangka. Sebelum menjadi tersangka, kita pasti sudah tahu betapa kayanya seorang HM. Dia membangun rumah yang megah untuk istrinya, membeli beberapa mobil yang super mewah, bahkan ketika anaknya berulang tahun, dia menghadiahkan anaknya pesawat jet pribadi. Mereka hidup dengan bergelimangan harta yang luar biasa banyak.
HL, seorang wanita sosialita tidak kalah kayanya. Di kanal Youtube Boy William, saya “ngowoh” melihat rumah serta isinya di kawasan PIK. Di garasinya ada mobil Mclaren, sedangkan begitu masuk ruang tamunya, disitu terdapat lemari berisi sepatu branded yang dibuat sesuai pesanan. Yang paling heboh adalah piring makannya berharga 100 juta Rupiah. Bisa dibayangkan jika PRT nya tidak sengaja memecahkan piring tersebut……bisa-bisa PRT mengabdi seumur hidupnya.
Ketika saya coba menggambarkan seberapa banyak uang 271 Triliun Rupiah, saya mencoba membandingkan dengan harga bakso Pak Ran. Saya biasa membeli bakso Pak Ran seharga Rp. 15.000,-. Jika saya makan tiga kali sehari, maka jumlah uang yang dikeluarkan sebesar Rp. 45.000,-. Selama satu tahun saya menghabiskan uang Rp. 16.470.000,-. Jadi dengan uang 271 Triliun Rupiah, saya bisa makan bakso Pak Ran tiga kali sehari selama 16.454.159 tahun. Bayangkan berapa keturunan itu. Bisa-bisa kita lebih kepahitan dan bersungut-sungut daripada bangsa Israel yang makan manna dan burung puyuh selama 40 tahun.
Bahkan ketika saya menulis renungan ini, saya baru membaca koran yang beritanya adalah Bupati Sidoarjo tersandung kasus korupsi pemotongan insentif ASN di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) sebesar 2,7 Miliar Rupiah. Sekarang Bupati tersebut ditahan oleh KPK.
Sahabat HBC yang dikasihi Tuhan, dari tiga kasus nyata ini kita dapat belajar bahwa kekayaan yang diperoleh dengan kecurangan pasti tidak langgeng. Cepat atau lambat, kecurangan pasti terkuak, dan yang ada hanya penyesalan. Oleh sebab itu sahabat, mari melakukan apa yang Firman Tuhan katakan. Jika kita bekerja, mari bekerja dengan jujur. Memang mungkin bekerja dengan jujur itu kelihatan lama sekali menjadi kaya dibandingkan dengan yang korupsi, tapi ingat penghasilan yang diperoleh dengan cara yang jujur tidak gampang musnah.
Penghasilan yang jujur itu ibarat pepatah sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Tukang potong rambut langganan saya bercerita, dia sekarang mulai nyicil rumah hasil dari home service barbernya. Dia memulai usaha ini empat tahun yang lalu ketika covid, dan di tahun ini mulai menunjukkan hasilnya.
Jadi, mari kita bekerja dengan jujur, jauhi kecurangan dan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Penghasilan dengan cara jujur akan membuat hidup kita penuh sukacita dan penuh damai sejahtera. Sekarang mana yang kita pilih, bekerja dengan jujur atau bekerja dengan kecurangan? Pilihan ditangan anda, Tuhan Yesus memberkati. (DSP)